Sabtu, 02 November 2019

Manusia dan Mesin Akan Kian Akrab

Wawan Setiawan Tirta
Teknologi yang semakin berkembang tidak dipungkiri lagi akan mempengaruhi bahkan mengubah masa depan manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Dell Technologies dan Institute for the Future (IFTF) memprediksi bahwa ekosistem ekonomi sedang memasuki era baru kemitraan manusia dan mesin, dan dalam rentang waktu mulai sekarang hingga tahun 2030, manusia dan mesin akan bekerja sama lebih erat lagi dan mengubah hidup semua orang. Walaupun pada kenyataannya manusia telah bekerja sama dengan yang namanya mesin selama berabad- abad lamanya, akan tetapi seluruh fase baru ini ditandai dengan karakteristik peningkatan efisiensi, kesatuan dan kemungkinan yang lebih besar dibandingkan yang pernah ada sebelumnya.

Teknologi-teknologi baru seperti Artificial Intelligence (AI), Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) serta kemajuan teknologi Internet of Things (IoT) dan cloud computing--muncul karena perkembangan perangkat lunak, analisis, dan daya proses yang luar biasa yang meningkatkan dan mempercepat perubahan tersebut. Dari Tekno Liputan6.com, Dell Technologies memprediksi 8 hal seputar teknologi pada tahun 2018 antara manusia dan mesin:

1. Artificial Intelligence (AI) Akan Ciptakan Lapangan Kerja Baru
Dalam beberapa tahun ke depan, AI atau kecerdasan buatan akan mengubah cara kita menghabiskan waktu mengolah data. Dunia usaha akan memanfaatkan AI untuk melakukan “tugas berpikir” berbasis data, sehingga mereka dapat secara signifikan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk mengamati, berdebat, merencanakan skenario dan menguji setiap inovasi baru. Kawasan Asia Pasifik dan Jepang (APJ) saat ini memimpin inovasi kecerdasan buatan, akan segera melihat sejumlah contoh nyata dari manfaat AI dalam realita bisnis.

Beberapa pakar menyatakan bahwa AI akan mengambil alih pekerjaan manusia, namun AI juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan membuka berbagai peluang baru bagi manusia. Misalnya, akan ada tipe profesional TI baru yang khusus pada pelatihan dan pengaturan AI. Kawasan APJ akan menjadi pusat dari keahlian-keahlian tersebut, dimana AI akan menjadi keahlian utama tenaga kerja di masa depan. Tugas berpikir AI akan menonjol di bidang kesehatan, pertanian, dan jasa keuangan. Bagi berbagai organisasi, tantangannya adalah membuktikan nilai bisnis dari teknologi AI dan memastikan mereka memiliki infrastruktur dan sumber daya manusia yang tepat.

2. Hidup Makin Cerdas
Mulai 2018, sejumlah langkah besar menanamkan kecerdasan buatan berkecepatan tinggi (near instant) dalam IoT, baik kecerdasan buatan yang diterapkan di perkotaan, bisnis, perumahan, dan kendaraan. Manusia akan berevolusi menjadi ‘konduktor digital’ dari teknologi dan lingkungan di sekitar. Teknologi akan berfungsi sebagai perpanjangan tangan diri kita. Setiap objek akan menjadi lebih cerdas dan membantu kita menikmati hidup secara lebih cerdas.

Kawasan APJ merupakan pusat inovasi dan implementasi IoT. Jumlah investasi akan terus bertambah dan sejumlah faktor seperti inisiatif pemerintah dan perkembangan 5G akan menjadi pendorong besar. Jepang, Korea Selatan, Singapura, Australia dan Selandia Baru berada di depan dalam hal kesiapan IoT berkat faktor-faktor tersebut.

Namun demikian, hambatan keberhasilan IoT sama di seluruh dunia, sehingga dibutuhkan kolaborasi untuk mengatasi hambatan-hambatan seperti standarisasi yang tidak konsisten, kondisi teknologi yang tidak seragam, dan kebutuhan mempersiapkan infrastruktur.

3. Batasan Dunia Nyata dan AR (Augmented Reality) Akan Hilang
Tidak lama lagi batasan antara dunia ‘nyata’ dan AR akan hilang. AR di tempat kerja akan menyatukan manusia, memungkinkan orang berinteraksi dengan data dengan cara yang belum pernah bisa dilakukan sebelumnya. APJ akan menjadi tempat pengujian aplikasi-aplikasi tersebut, seiring perjalanan kawasan ini menguasai inovasi dan aplikasi AR.

VR akan mengubah industri hiburan dan permainan dalam jangka pendek, berkat fitur pengalaman terintegrasi yang ditawarkan. AR juga diprediksi akan menjadi cara memaksimalkan efisiensi manusia dan memanfaatkan ‘pengetahuan institusional’ tenaga kerja yang terus berkembang.

4. Konsumen Ingin Lebih Digital
Index Digital Transformation Dell Technologies menunjukkan 52 persen perusahaan di wilayah APJ berpendapat bahwa perusahaan mereka akan bangkrut dalam 3-5 tahun dan 83 persen merasa terancam oleh startup digital.

Sekarang saat yang paling tepat untuk mengutamakan pengalaman pelanggan. Dalam satu tahun ke depan, berkat analitik prediktif, Machine Learning (ML) dan AI akan menjadi fitur utama, membantu berbagai perusahaan untuk lebih memahami dan melayani pelanggan mereka saat dibutuhkan atau bahkan sebelum kebutuhan itu muncul.

Konsumen di kawasan APJ mulai menuntut interaksi digital yang cerdas dan berbasis mobile. Mereka juga mengadopsi interaksi berbasis teknologi seperti metode pembayaran alternatif. Tahun 2018, berbagai merek dagang akan dipaksa untuk memenuhi ekspektasi konsumen tersebut.

Dalam sepuluh tahun ke depan, teknologi-teknologi baru seperti VR dan AI, akan membantu orang mencari dan bertindak terhadap informasi yang diterima tanpa dipengaruhi emosi atau prasangka eksternal, sembari tetap memberdayakan mereka menerapkan pertimbangan humanis sesuai kebutuhan. Dalam jangka pendek, AI akan diterapkan dalam proses rekrutmen dan promosi untuk memilah keputusan bias, baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar.

Sementara VR akan semakin banyak digunakan sebagai alat wawancara untuk memastikan bahwa pekerjaan diberikan kepada pelamar yang memenuhi syarat, misalnya dengan menyembunyikan identitas pelamar dengan sebuah avatar.

6. e-Sports Kian Populer
Pada 2018, sejumlah besar pemain e-Sports duduk di belakang layar atau menggunakan headset VR untuk berkompetisi dalam dunia rekayasa komputer high-definition.

Dengan ratusan juta pemain dan penonton yang menyaksikan, e-Sports akan menjadi permainan mainstream. Wilayah APJ mulai merealisasikan hal tersebut dengan e-Sports menjadi salah satu ajang olahraga resmi di Asian Games 2022. China, Hong Kong dan Korea Selatan mulai memperkenalkan e-Sport dengan berbagai pertandingan dan investasi yang dilakukan. Singapura juga sudah mulai membidik para profesional e-Sport lokal dengan mendirikan akademi pelatihan untuk melahirkan juara-juara masa depan.

7. Perjalanan Menuju Mega-cloud
Mulai 2018, semakin banyak perusahaan yang beralih ke pendekatan multi-cloud, memanfaatkan kelebihan dari semua model cloud mulai dari publik hingga privat, hosted, managed dan SaaS. Akan tetapi, seiring meningkatnya perpindahan aplikasi dan beban kerja ke berbagai jenis cloud, pertambahan silo cloud sudah pasti terjadi, yang akan menghambat kemampuan organisasi tersebut untuk sepenuhnya mengeksploitasi inisiatif analitik data dan AI.

Organisasi-organisasi di APJ akan masih menghadapi tantangan untuk mengatur infrastruktur TI mereka agar bisa mengatasi tantangan-tantangan yang ada saat ini namun tetap mempertimbangkan aplikasi-aplikasi di masa depan. Maka mega cloud akan muncul, di mana pendekatan ini akan menjalin berbagai private dan private cloud untuk dapat bertindak sebagai suatu sistem yang koheren dan holistik dalam satu tampilan gabungan pintar dari seluruh ekosistem TI.

8. Tahun Penuh Aksi
Dalam dunia yang kini semakin terhubung, ketergantungan terhadap pihak ketiga semakin besar. Organisasi-organisasi telah menjadi sistem yang sangat terhubung yang keberadaannya merupakan bagian dari sesuatu yang bahkan lebih besar lagi.

Dampak dari kekacauan ini tersebar semakin jauh dan cepat sejak teknologi saling menghubungkan kita dengan cara-cara luar biasa. Akibat hubungan yang semakin terjalin erat antara manusia dan mesin, kegagalan kecil dapat mengakibatkan kegagalan besar. Oleh karena itu, tahun ini akan menjadi tahun penuh aksi bagi perusahaan-perusahaan multinasional, terlebih dengan berlakunya berbagai peraturan baru seperti Peraturan Perlindungan Data Umum (General Data Protection Regulation / GDPR) yang akan berdampak pada semua organisasi di kawasan APJ.