Minggu, 19 April 2020

Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Wawan Setiawan Tirta
Istilah lingkungan secara umum diartikan sebagai segala sesuatu di luar individu. Segala sesuatu di luar individu merupakan sistem yang kompleks sehingga dapat memengaruhi satu sama lain. Kondisi yang saling memengaruhi ini membuat lingkungan selalu dinamis dan dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan seberapa besar komponen lingkungan itu dapat memengaruhi dengan kuat. Ada saatnya berubah menjadi baik dan tidak menutup kemungkinan untuk berubah menjadi buruk. Perubahan itu dapat disebabkan oleh makhluk hidup dalam satu lingkungan tersebut.

Lingkungan terdiri atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik terdiri atas makhluk hidup seperti: manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad renik. Komponen abiotik, yang terdiri atas benda-benda mati seperti: air, tanah, udara, cahaya, dan sebagainya. Setiap makhluk hidup memerlukan lingkungan tertentu sebagai tempat hidupnya yang disebut dengan habitat. Habitat adalah area ekologi atau lingkungan yang dihuni oleh spesies tertentu dari hewan, tumbuhan, atau jenis lain dari organisme. Dalam suatu habitat, terdapat berbagai jenis makhluk hidup (biotik) dan lingkungan tak hidup (abiotik). Dalam tempat hidup tersebut terjadi interaksi antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup.

Interaksi dalam Ekosistem Membentuk Suatu Pola
Setiap organisme dalam sebuah ekosistem tidak dapat hidup sendiri dan selalu bergantung pada organisme yang lain dan lingkungannya. Saling ketergantungan ini akan membentuk suatu pola interaksi antara komponen biotik dan komponen abiotik dan terjadi interaksi antara komponen biotik dan biotik.
 Istilah lingkungan secara umum diartikan sebagai segala sesuatu di luar individu Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan
Interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain dapat terjadi melalui rangkaian peristiwa makan dan dimakan (rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan), maupun melalui bentuk hidup bersama, yaitu simbiosis.
  1. Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan. Rantai makanan merupakan bagian dari jaring-jaring makanan, di mana rantai makanan bergerak secara linear dari produsen ke konsumen teratas.
  2. Dalam ekosistem, suatu organisme tidak hanya makan satu jenis makanan saja, dan juga dapat dimakan oleh beberapa jenis pemangsa. Sehingga terjadi beberapa rantai makanan yang saling berhubungan. Sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan ini disebut dengan jaring-jaring makanan.
  3. Piramida makanan adalah suatu piramida yang menggambarkan perbandingan komposisi jumlah biomassa dan energi dari produsen sampai konsumen puncak dalam suatu ekosistem. Komposisi biomassa terbesar terdapat pada produsen yang menempati dasar piramida. Demikian pula jumlah energi terbesar terdapat pada dasar piramida. Komposisi biomassa dan energi ini semakin ke atas semakin kecil karena selama proses perpindahan energi terjadi penyusutan jumlah energi pada setiap tingkat tropik.
  4. Simbiosis merupakan bentuk hidup bersama antara dua individu yang berbeda jenis. Ada beberapa macam simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme, dan simbiosis parasitisme. Simbiosis mutualisme merupakan suatu hubungan dua jenis individu yang saling memberikan keuntungan satu sama lain. Simbiosis komensalisme adalah hubungan interaksi dua jenis individu yang memberikan keuntungan kepada salah satu pihak, tetapi pihak lain tidak mendapatkan kerugian. Simbiosis parasitisme merupakan hubungan dua jenis individu yang memberikan keuntungan kepada salah satu pihak dan kerugian pada pihak yang lain.

Organisme berdasarkan cara kemampuan menyusun makanannya dibagi menjadi 2 (dua), yaitu organisme autotrof dan organisme heterotrof. Organisme heterotrof berdasarkan jenis yang dimakan dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora.
  1. Organisme Autotrof adalah makhluk hidup yang mampu membuat makanan sendiri dengan mengubah bahan anorganik menjadi  bahan organik. Contoh organisme autotrof adalah tumbuhan dan beberapa jenis bakteri.
  2. Organisme heterotrof adalah organisme yang tidak mampu menyusun zat anorganik menjadi zat organik sehingga harus mendapatkan makanannya dengan cara memakan organisme lain.

Berdasarkan jenis makanannya, organisme heterotrof dibedakan menjadi herbivor, karnovor, dan omnivor. 
  1. Herbivor : Herbivor adalah pemakan tumbuhan. Di dalam tingkatan rantai makanan, herbivor tergolong konsumen I. Contohnya adalah sapi, rusa kelinci, belalang, dan ulat. 
  2. Karnivor : Karnivor adalah pemakan hewan lain. Semua konsumer II dan seterusnya tergolong karnivor. Karena memangsa hewan lain, hewan ini disebut pula sebagai predator. Predator mendapatkan mangsanya dengna memburu mangsanya tersebut. Contoh karnivor adalah kodok, laba-laba, elang, ular dan kucing.
  3. Omnivor : Omnivor adalah pemakan segala. Hewan omnivor dapat memakan tumbuhan atau hewan lain. Contoh omnivor adalah beruang, kera, orangutan, siamang, dan manusia. Hewan omnivor biasanya mendominasi ekosistem, kecuali jika ekosistem telah terganggu.