Rabu, 15 April 2020

Sejarah Pahlawan Perjuangan Indonesia Jenderal TNI Anumerta Basuki Rahmat Dan Jenderal Gatot Subroto

Wawan Setiawan Tirta
Sejarah Pahlawan Perjuangan Indonesia Jenderal TNI Anumerta Basuki Rahmat Dan Jenderal Gatot Subroto

Pahlawan Peruangan Indonesia Jenderal TNI Anumerta Basuki Rahmat
Basuki Rahmat dilahirkan di Tuban, 4 November 1921. Semula ia ingin menjadi guru hingga ia meneruskan pendidikannya pada Sekolah Guru Muhammadiyah Yogyakarta. Namun ternyata ia tidak meneruskan minatnya menjadi pengajar dan kemudian memasuki dunia militer. Ia mengikuti pendidikan Pembela Tanah Air (PETA) selama pendudukan Jepang. Selepas pendidikan PETA, Basuki Rahmat ditempatkan di daerah Pacitan dengan Pangkat Shodancho (Komandan Pelopor).
Basuki Rahmat terus berkecipung dalam dunia militer. Ia terlibat aktif dalam pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Maospati. Sosok kepemimpinannya yang menonjol menyebabkan ia ditunjuk menjadi Komandan Batalyon 2 Resimen 31 Divisi IV/Ronggolawe dan kemudian ditunjuk menjadi Komandan Batalyon 16 Brigade 5 Divisi I Jawa Timur. Di jaman keredekaan ia pernah ditugasinegara untuk menjadi Atase Militer Republik Indonesia di Australia dan juga pernah menjadi Komandan Komando Daerah Militer (KODAM) VII/Brawijaya dengan pangkat Mayor Jenderal. Ia juga terlibat aktif dalam mengembalikan Irian Barat kepangkuan Ibu Pertiwi dalam peristiwa Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat). Basuki Rahmat turut melakukan penumpasan gerakan 30 S PKI. Atas keberhasilannya, Basuki Rahmat kemudian diangkat menjadi Deputi Khusus Menteri/Panglima Angkatan Darat. Ia bersama Muhammad Yusuf dan Amir Mahmud menghadap Presiden Soekarno hingga lahirnya kemudian Supersemar yang sangat terkenal itu.

Basuki Rahmat menjabat Menteri Dalam Negeri berturut-turut dalam 4 Kabinet, dimulai dari Kabinet Dwikora II, Kabinet Ampera I, Kabinet Ampera II, dan Kabinet Pembangunan I. Basuki Rahmat wafat pada tanggal 8 Januari 1969. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakrta, dengan upacara kebesaran militer.Pemerintah Indonesia mengangkat Basuki Rahmat selaku Pahlawan Pembela Kemerdekaan tak lama setelah kematiannya 1969.
Jenderal Gatot Subroto
Jenderal Gatot Subroto sering disebut sebagai tentara tiga monkey pod. Sejak kecil, beliau sudah menunjukkan watak seorang pemimpin. Dia memiliki Keberanian, Ketegasan, Tanggung Jawab, dan selalu melawan kesewenangan. Saat bersekolah di Europeesche Lagere college (ELS), Gatot dikeluarkan karena berkelahi dengan anak Belanda. Beliau kemudian masuk ke sekolah Holands Inlandse School (HIS). Setamat HIS, dia memilih bekerja sebagai pegawai. Pilihannya pegawai tersebut ternyata uga tidak memuaskan jiwanya. Beliau kemudian masuk sekolah militer di Magelang pada tahun 1923. Gatot pun menjadi anggota KNIL (Tentara Hindia Belanda) hingga akhir pendudukan Belanda di land.

Padamasa penajahan Jepang, Gatot Subroto bergabung dengan PETA hingga menjadi komandan Batalyon.Meski demikian semangat nasionalismenya tak pernah luntur.Saat masih di KNIL dan PETA, Gatot sering membela rakyat kecil dan menyumbangkan gajinya. Meski begitu, Gatot tetap seorang prajurit yang tegas dan disiplin. Setelah kemerdekaan land, Gatot masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kini menjadi TNI. Pada masa Perang Kemerdekaan, beliau memegang beberapa jabatan penting. Saat menjabat Gubernur Militer Daerah Surakarta dan sekitarnya, pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun pun bergolak, yakni pada bulan September 1948. Pemberontakan yang didalangi oleh Muso itu akhirnya berhasil diatasi dengan gemilang. Pasca pengakuan kedaulatan, Gatot Subroto mengemban tugas yang lebih tinggi dengan menjadi Panglima Tentara dan Teritorium (T dan T) IV Diponegoro.

Karena suatu hal, dia sempat mengundurkan diri dari dinas militer pada tahun 1953. Namun, tiga tahun kemudian beliau dipanggil untuk aktif kembali, sekaligus diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad). Dikalangan militer, Gatot Subroto dikenal memiliki perhatian besar terhadap pembinaan perwira muda adalah dengan menyatukan akademi militer setiap angkatan. Gagasan tersebut terwujud dengan terbentuknya Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) yang kini menjadi Akademi Militer (Akmil). Gatot Subroto meninggal dunia di Jakarta pada usia fifty five tahun dan dimakamkan di Desa Sidomulyo, Kabupaten city, Jawa Tengah.
Jenderal Gatot Subroto lahir di Banyumas, 10 Oktober 1907. Beliau wafat di Jakarta, 11 Juni 1962. Dengan melihat jasa-jasa beliau, mendapat penghargaan berdasarkan SK Presiden : Keppres No. 222 Tahun 1962, Tanggal 18 Juni 1962 dengan gelar Pahlawan Nasional.