Rabu, 15 April 2020

Pengertian Interaksi Desa dan Kota, Faktor, Zona Interaksi dan Pengaruhnya

Wawan Setiawan Tirta
Pengertain Interaksi
Interaksi dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala, ketampakan, ataupun permasalahan baru. Misalnya, ada dua daerah, yaitu X dan Y. Wilayah X merupakan daerah perdesaan sebagai penghasil sumber bahan pangan, seperti padi, sayur mayur, dan buah-buahan. Adapun wilayah Y merupakan daerah perkotaan yang menjadi sentra industri pertanian. Beberapa jenis produk industri yang dihasilkan sebagai pendukung kegiatan pertanian antara lain pupuk dan alat-alat pertanian. 

Interaksi dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang saling berpengaruh antara dua Pengertian Interaksi Desa dan Kota, Faktor, Zona Interaksi dan Pengaruhnya


Perbedaan produk antara kedua wilayah tersebut mengakibatkan terjadinya interaksi. Untuk memasarkan hasil pertanian, penduduk desa X menjual ke kota Y yang sebagian besar masyarakatnya bekerja pada sektor industri. Sebaliknya, produk-produk industri dari kota Y didistri busikan ke desa X yang sangat memerlukan teknologi pertanian berupa pupuk dan perkakas sehingga dapat memperlancar kegiatan bertaninya. Akibatnya, terjalinlah hubungan timbal balik

antara kedua wilayah tersebut. Ilustrasi tersebut memberikan gambaran bahwa pada prinsipnya interaksi keruangan merupakan hubungan timbal balik antara dua wilayah atau lebih, di mana di dalamnya terjadi pergerakan atau mobilitas manusia (penduduk), barang dan jasa, gagasan, serta informasi. Akibat hubungan tersebut menimbulkan gejala atau ketampakan baru, baik yang sifatnya positif maupun negatif.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Interaksi
Pola dan kekuatan interaksi antara dua wilayah atau lebih sangat
dipengaruhi oleh keadaan alam dan sosial daerah tersebut, serta
kemudahan yang mempercepat proses hubungan kedua wilayah
itu. Menurut Edward Ullman, ada tiga faktor utama yang mendasari
atau memengaruhi timbulnya interaksi antarwilayah, yaitu sebagai
berikut.

a. Adanya Wilayah-Wilayah yang Saling Melengkapi (Regional Complementary)
Regional Complementary adalah terdapatnya wilayah-wilayah yang berbeda dalam ketersediaan atau kemampuan sumber daya. Di satu pihak ada wilayah yang kelebihan (surplus) sumber daya, seperti produksi pertanian dan bahan galian, dan di lain pihak ada daerah yang kekurangan (minus) jenis sumber daya alam tersebut. Adanya dua wilayah yang surplus dan minus sumber daya tersebut sangat memperkuat terjadinya interaksi, dalam arti saling melengkapi kebutuhan, di mana masing-masing wilayah berperan sebagai produsen dan konsumen.


b. Adanya Kesempatan untuk Berintervensi (Intervening Opportunity) 
Kesempatan berintervensi dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan perantara yang dapat menghambat timbulnya interaksi antarwilayah.

c. Adanya Kemudahan Transfer atau Pemindahan dalam Ruang (Spatial Transfer Ability)
Faktor yang juga memengaruhi kekuatan interaksi adalah kemudahan pemindahan manusia, barang, jasa, gagasan, dan informasi antara satu wilayah dan wilayah lainnya. Kemudahan pergerakan antarwilayah ini sangat berkaitan dengan:

1) jarak antarwilayah, baik jarak mutlak maupun relatif;
2) biaya transportasi;
3) kemudahan dan kelancaran prasarana dan sarana transportasi antarwilayah.


Zona Interaksi Kota-Desa
Menurut Bintarto, zona-zona interaksi antara wilayah perkotaan dan perdesaan membentuk pola-pola konsentrik, yaitu sebagai berikut.

a. City diartikan sebagai pusat kota.

b. Suburban (sub daerah perkotaan) yaitu suatu wilayah yang lokasinya berdekatan dengan pusat kota. Wilayah ini merupakan tempat tinggal para penglaju (penduduk yang melakukan mobilitas harian ke kota untuk bekerja).

c. Suburban fringe (jalur tepi subdaerah perkotaan), yaitu suatu wilayah yang melingkari sub-urban, atau peralihan antara kota dan desa.

d. Urban fringe (jalur tepi daerah perkotaan paling luar) yaitu semua batas wilayah terluar suatu kota. Wilayah ini ditandai dengan sifat-sifatnya yang mirip dengan wilayah kota, kecuali dengan wilayah pusat kota.

e. Rural urban fringe (jalur batas desa dan kota) yaitu suatu wilayah yang terletak antara kota dan desa yang ditandai dengan pola penggunaan lahan campuran antara sektor pertanian dan nonpertanian.

f. Rural (daerah perdesaan).

Pengaruh Interaksi
Wujud interaksi kota-desa yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut.
a. Pergerakan barang dari desa ke kota, atau sebaliknya.
b. Pergerakan gagasan dan informasi, terutama dari kota ke desa.
c. Adanya komunikasi penduduk antara kedua wilayah.
d. Pergerakan manusia, baik dalam bentuk bekerja, rekreasi, menuntut ilmu, ataupun keperluan-keperluan lainnya.

Proses interaksi yang berlangsung secara terus menerus dengan intensitas yang relatif tinggi tentunya dapat menimbulkan pengaruh, baik bagi wilayah perdesaan maupun perkotaan. Pengaruh tersebut
dapat bersifat negatif ataupun positif. Beberapa contoh media yang mengakibatkan adanya perubahan bagi kawasan perdesaan karena proses interaksi antara lain melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan mahasiswa, kegiatan ABRI Masuk Desa (AMD), tenaga sukarela untuk pembangunan desa-desa terpencil baik yang dikirim pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), program pembangunan desa, dan media-media lainnya.

Pengaruh positif yang dapat timbul akibat adanya interaksi kota-desa antara lain sebagai berikut.
a. Tingkat pengetahuan penduduk meningkat.
b. Adanya lembaga pendidikan di perdesaan dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam meningkatkan pengetahu an dan wawasan penduduk untuk turut serta dalam proses pembangunan.
c. Tingkat ketergantungan desa terhadap kota sedikit demi sedikit dapat dikurangi karena wilayah desa terus mengalami perkembangan ke arah kemandirian.
d. Melalui pengembangan prasarana dan sarana transportasi yang menghubungkan kota dengan desa, wilayah perdesaan akan semakin terbuka. Terbukanya keisolasian wilayah desa tentunya dapat meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat.
e. Masuknya unsur-unsur teknologi ke wilayah perdesaan dapat lebih mengefektifkan proses produksi dan pengelolaan sumber daya alam sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
f. Bagi masyarakat kota, proses interaksi dengan wilayah pedesaan juga memiliki pengaruh yang positif, seperti terdistribusinya barang-barang hasil pertanian, perkebunan, dan barang-barang yang lain untuk memenuhi konsumsi penduduk kota.

Adapun contoh pengaruh negatif interaksi kota-desa adalah sebagai berikut.
a. Gerakan penduduk desa ke kota dapat mengurangi jumlah
penduduk desa usia produktif yang diharapkan dapat mem bangun desanya.
b. Banyak lahan pertanian di desa yang terlantar karena pen duduk nya berurbanisasi.
c. Timbulnya gejala urbanisme.

Sumber: Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII